Sudah rahasia umum jika pendidikan sekarang sangat mahal. Yah seperti
kata buku, orang miskin dilarang sekolah! Memprihatinkan, tapi itulah
kenyataannya. Masuk TK saja bisa mencapai ratusan ribu maupun jutaan
rupiah, belum lagi kalo masuk SD-SMP-SMA-Universitas yang favorit. Kalau
dihitung, seseorang yang masuk TK sampai dengan universitas yang
favorit akan menghabiskan 100 juta lebih. Wow!
Sekolah memang harus mahal, itulah stigma yang tertanam di benak
sebagian orang, dari orang awam dan bahkan sampai beberapa pejabat
depdiknas. benarkah demikian??? Itu adalah omongan sesat, mereka yang
bicara ngelantur begitu sudah pasti tidak pernah lihat kondisi luar.
Malaysia, Jerman, bahkan Kuba sekalipun bisa membuat pendidikannya
sangat murah dan dapat diaksese oleh sebagian besar lapisan
masyarakatnya.
Pendidikan yang kapitalistik sekarang ini, yang bertujuan bisnislah
yang membuat biaya-biaya membengkak. Pendidikan diserahkan sebagian
kontolnya kepada swasta karena pemerintah yang kurang becus. Ada baiknya
swasta ikut mengatur pendidikan sehingga masyarakat pun bisa berperan
dalam lembaga pendidikan, tapi walau bagaimanapun ini bukan berarti
bahwa pemerintah lepas tangan begitu saja. Ya, kan??? Pendidikan instan
ala swasta yang mementingkan bisnis kjadi masalah besar buat dunia
pendidikan. kadang terbaca di iklan-iklan, lembaga pendidikan yang
menawarkan lulus cepat+absen tidak dihitung+dapat ijazah+dll.
Sepertinya, yang penting bagi pendidikan hanyalah dapat ijazah buat
kerja saja. Padahal pendidikan ditujukan untuk membangun moral individu
dan tingkat pengetahuannya.
Lalu bagaimana caranya agar pendidikan bisa murah?? Wah, ini bukan
persoalan gampang,dan jelas butuh pemikiran mendalam. Biar dipikir dan
merenung dahulu. Tidak dituliskan disini, karena bakal sangat panjang
juga.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar